Kamis, 02 Februari 2012

Informasi Askes Jamkesmas

Program Jamkesmas

Sebagai salah satu upaya untuk pengentasan kemiskinan, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 membuat Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat miskin dan tidak mampu yang disebut dengan program Askeskin. Pengelolaan Program Askeskin yang dilaksanakan oleh PT Askes (Persero) merupakan penugasan dari Pemerintah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor : 1241/MENKES/SK/XI/2004. Sebagai BUMN, penugasan tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada pasal 66 UU nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Negara BUMN dengan Surat Persetujuan Meneg BUMN Nomor S-697/HBU/2004 tanggal 31 Desember 2004.
Sejak tahun 2008, Kementerian Kesehatan merubah terminologi Askeskin menjadi Jamkesmas dengan menugaskan PT Askes (Persero) untuk mengelola manajemen kepesertaannya.
Siapa Yang Menjadi Sasaran Peserta Program Jamkesmas?
Sasaran Program Jamkesmas
Sasaran program mengacu kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 dengan jumlah 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa.
  • Orang miskin dan tidak mampu serta gelandanganpengemisanak terlantar serta masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas
  • Masyarakat miskin penghuni panti – panti sosial, masyarakat miskin korban bencana pasca tanggap darurat serta masyarakat miskin penghuni Rumah Tahanan (Rutan) dan masyarakat miskin Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Siapakah Yang Menetapkan Peserta Jamkesmas?
Penetapan Kepesertaan Jamkesmas
  • Kuota peserta per kabupaten/kota ditetapkan oleh Menkes RI
  • Identitas peserta secara lengkap ditetapkan Bupati/Walikota sesuai kuota
  • Sedangkan penetapan peserta untuk gelandangan, pengemis, anak terlantar, masyarakat miskin yang tidak mempunyai identitas, penghuni panti sosial & lapas dilakukan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten / Kota atau Dinas lain yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota.
  • Sejak tahun 2010, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009, masyarakat pasca tanggap darurat masyarakat miskin penghuni lembaga pemasyarakatan dan panti sosial ditetapkan sebagai peserta Jamkesmas.

Apa Yang Ditangani Oleh PT Askes (Persero) Pada Jamkesmas Tahun 2011 ?
Pengelolaan Jamkesmas Tahun 2011
Hingga bulan April 2011 secara de facto PT Askes (Persero) masih melanjutkan program Kepeserta Jamkesmas sesuai penugasan dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2010. Hal tersebut diperkuat oleh surat Menkes RI nomor JP/Menkes/036/2011 tanggal 5 Januari 2011, bahwa pada pelaksanaan program Jamkesmas tahun 2011 Kementerian Kesehatan RI tetap memberikan kepercayaan kepada PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara manajemen kepesertaan program.

Askes Sosial

ASKES SOSIAL
Program Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991.
SIAPA PESERTA PT. ASKES (PERSERO) PROGRAM ASKES SOSIAL ?
1. Peserta program Askes Sosial adalah :
  • Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil (tidak termasuk PNS dan Calon PNS di Kementrian pertahanan, TNI/Polri), Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri, Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yang di tangggung.
  • Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan – PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES/SK/XII/2002, tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti Dan Cara Lain).
              *) Anggota Keluarga adalah :
  • Isteri / suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan istri/suami (Daftar isteri / suami yang sah yang tercantum dalam daftar gaji / slip gaji, dan termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem).
  • Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji, termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem, belum berumur 21 tahun atau telah berumur 21 tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan peserta.
  • Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang.
APA HAK SEBAGAI PESERTA ASKES SOSIAL ?
  • Memperoleh Kartu Peserta.
  • Memperoleh  penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan
  • Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan ketentuan yang berlaku.
  • Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke Kantor  PT Askes (Persero).
APA KEWAJIBAN SEBAGAI PESERTA ASKES SOSIAL ?
  • Mengurus Kartu Peserta dan melaporkan perubahan data peserta.
  • Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.
  • Melaporkan dan mengembalikan Kartu Peserta yang telah meninggal dunia ke Kantor PT Askes (Persero)
  • Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan
  • Membayar iuran sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlak
APAKAH KARTU ASKES ITU ?
  • Sebagai identitas Peserta.
  • Sebagai prasyarat untuk memperoleh pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan PT. Askes (Persero).
  • Setiap Peserta  memiliki 1 (satu) Kartu Peserta dengan nomor yang unik dan tetap
  • Berlaku secara Nasional.
  • Kartu Peserta berlaku selama Peserta masih  mempunyai hak.
BAGAIMANA MEMPEROLEH KARTU ASKES ?
Mengisi Data Induk Daftar Isian Registrasi Peserta dengan menunjukkan persyaratan :
  • Asli / fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil / Pensiunan / Petikan Gelar Kehormatan Veteran /  Perintis Kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap.
  • Fotocopy Daftar Gaji terakhir yang dilegalisir bagi  PNS dan  Surat Tanda Bukti Penerima Pensiun (STBPP) bagi Penerima Pensiun.
  • Fotocopy Surat Nikah, Akte Kelahiran Anak/Keterangan Lahir, Surat Keputusan Pengadilan Negeri untuk Anak Angkat.
  • Surat Keterangan dari Sekolah/ Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
  • Asli / fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
  • Surat Pernyataan/Keterangan Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT)  bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT).
  • Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4 cm, kecuali bagi anak usia balita.
Bagaimana Cara Penggantian Kartu Askes ?
  1. Kartu Askes Hilang
    1. Menyerahkan surat  pernyataan hilang dari yang bersangkutan.
    2. Menunjukkan KTP dan Asli / fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil / Pensiunan / Petikan Gelar Kehormatan Veteran /  Perintis Kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap.
  2. Kartu Askes Rusak :
    1. Menyerahkan Kartu Peserta Askes yang  rusak
    2. Menunjukkan KTP dan Asli / fotocopy Surat Keputusan sebagai Pegawai Negeri Sipil / Pensiunan / Petikan Gelar Kehormatan Veteran /  Perintis Kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap. 
APAKAH PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN (PPK) PT ASKES (PERSERO) ?
1. Pemberi Pelayanan Kesehatan Dasar , yaitu :
  1. Puskesmas
  2. Dokter Keluarga / Dokter Gigi Keluarga
  3. Poliklinik Milik Institusi
  4. Klinik 24 Jam 
2. Pemberi Pelayanan Kesehatan Lanjutan, yaitu:
  1. Rumah Sakit Umum Pemerintah,
  2. RS Khusus Pemerintah (Jantung, Paru, Orthopedi, Jiwa, Kusta, Mata, Infeksi, Kanker dll)
  3. Rumah Sakit TNI/POLRI  
  4. Rumah Sakit Swasta  
  5. Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI  
  6. Apotek / Instalasi Farmasi RS
  7. Optikal
  8. Balai Pengobatan Khusus (Paru, Mata, Indera,   dll).
  9. Laboratorium Kesehatan
  10. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan PT Askes (Persero)
APA SAJA JENIS PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN OLEH PT ASKES (PERSERO) BAGI PESERTA ASKES SOSIAL ?
1. Pelayanan Kesehatan Dasar :
  • Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan.
  • Pemeriksaan dan pengobatan gigi.
  • Tindakan medis kecil/sederhana.
  • Pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana
  • Pengobatan efek samping kontrasepsi
  • Pemberian obat pelayanan dasar dan bahan kesehatan habis pakai.
  • Pemeriksaan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup.
  • Pelayanan imunisasi dasar. 
  • Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Perawatan/Puskesmas dengan Tempat Tidur. 
2. Pelayanan Kesehatan Lanjutan :
a.  Rawat Jalan
  • Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis
  • Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero).
  • Tindakan medis poliklinik dan rehabilitasi medis
  • Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero)
b.  Rawat Inap
  • Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta.
  • Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis.
  • Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero).
  • Tindakan medis operatif.
  • Perawatan intensif (ICU, ICCU,HCU, NICU, PICU).
  • Pelayanan rehabilitasi medis.
  • Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero)
3. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup.
4. Pelayanan Transfusi Darah dan Cuci Darah.
5. Cangkok (transplantasi) Organ.
6. Pelayanan Canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero)
7. Alat Kesehatan diberikan untuk Peserta  dengan ketentuan sebagai berikut:
a.  Kacamata  ( 1 kali /2 tahun)
b.  Gigi Tiruan  (1 kali /2 tahun)
c.   Alat Bantu Dengar  (1 kali /2 tahun)
d.  Kaki / tangan tiruan 
e.  Implant (alat kesehatan yang ditanam dalam tubuh)  antara lain:
  • IOL (lensa tanam di mata).
  • Pen & Screw  (alat penyambung tulang).
  • Mesh (alat yang dipasang setelah operasi hernia) 
  •  

PELAYANAN APA SAJA YANG TIDAK DIJAMIN OLEH PT ASKES (PERSERO) ?
  1. Pelayanan kesehatan yang tidak mengikuti tata cara pelayanan yang ditetapkan PT Askes (Persero)/Pelayanan kesehatan tanpa indikasi medis.
  2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas yang bukan jaringan pelayanan kesehatan PT Askes (Persero), kecuali dalam keadaan gawat darurat (emergency) dan kasus persalinan.
  3. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
  4. Obat-obatan diluar ketentuan PT Askes (Persero).
  5. Bedah plastik kosmetik, termasuk obat-obatan.
  6. Semua jenis pelayanan imunisasi diluar  “imunisasi dasar” bagi bayi dan balita (DPT, Polio, BCG, Campak) dan bagi ibu hamil (TT)  yang dilakukan di Puskesmas
  7. Seluruh rangkaian pemeriksaan dalam usaha ingin mempunyai anak, termasuk alat dan obat-obatnya.
  8. Sirkumsisi tanpa indikasi medis.
  9. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan, tindakan persalinan, masa nifas pada anak ketiga dan seterusnya.
  10.  Usaha meratakan gigi (Orthodontie), membersihkan karang gigi (scalling gigi) dan pelayanan kesehatan gigi untuk kosmetik.
  11. Gangguan kesehatan/penyakit akibat  ketergantungan obat, alkohol dan atau zat adiktif lainnya.
  12. Gangguan kesehatan/penyakit akibat usaha bunuh diri atau dengan sengaja menyakiti diri sendiri.
  13. Kursi roda, tongkat penyangga, korset dan elastic bandage.
  14. Kosmetik, toilettries, makanan bayi, obat gosok, vitamin, susu.
  15. Lain-lain:
  • Biaya perjalanan/transportasi
  • Biaya sewa ambulans
  • Biaya pengurusan jenazah
  • Biaya fotocopy
  • Biaya telekomunikasi
  • Biaya kartu berobat
  • Biaya administrasi

(Sumber : www.ptaskes.com)

Rabu, 01 Februari 2012

7 Cara untuk Mengontrol Porsi Makan Penderita Diabetes

img
Jakarta, Bila memiliki diabetes tipe 2, maka perlu untuk mengukur porsi makan dengan benar. Sehingga tahu berapa banyak kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi dan bagaimana makanan tersebut akan mempengaruhi gula darah. Memang sangat sulit untuk mengatur dan menepati porsi makan. Membatasi porsi dapat membantu menurunkan berat badan dan akhirnya mencegah komplikasi.

Sebuah studi di tahun 2004 dari 329 orang yang kelebihan berat ditemukan bahwa, 38 persen dari mereka yang berlatih mengontrol porsi selama 2 tahun, maka dapat kehilangan 5 atau lebih dari berat badan. Maka meskipun sangat sulit untuk mengatur dan menepati porsi makan, namun hal tersebut dapat sangat bermanfaat untuk menjaga gula darah dan kenaikan berat badan.

Berikut 8 cara mudah untuk mengontrol porsi makan seperti dikutip dari Health, Kamis (2/2/2012) antara lain:

1. Jangan melewatkan makan
Jika merasa kelaparan, biasanya justru lebih mungkin untuk makan denganporsi ekstra besar. Bagi kebanyakan orang, rencana terbaik adalah dengan makan 3 kali sehari.

"Orang perlu makan minimal 3 kali sehari, untuk menghindari agar tidak lebih dari 5 jam tanpa makan," kata Nadine Uplinger, juru bicara American Dietetic Association.

2. Mengukur dan menimbang makanan
"Mengukur dan menimbang makanan sangat penting bagi penderita diabetestipe 2," kata LuAnn Berry, RD, seorang pendidik diabetes bersertifikat di University of Pittsburgh Medical Center di Passavant.

3. Memiliki pedoman porsi atau ukuran makanan
Memiliki pedoman untuk mengatur porsi atau ukuran makanan sangat penting, terutama ketika harus memilih ukuran porsi dengan cepat dan tepat.

4. Teliti melihat label makanan
Ukuran porsi makanan biasanya tercantum pada label makanan, termasuk memuat kandungan nutrisi. Sebagai contoh, satu kemasan makanan yang tertulis sebagai dua porsi. Sehingga jika memakan 1 kemasan utuh, berarti akan mendapatkan dua kali lipat kalori, lemak, dan informasi karbohidrat per porsi untuk mengetahui berapa banyak yang dikonsumsi.

5. Menggunakan piring pengontrol porsi makanan
Piring pengontrol porsi makanan berupa piring dengan sekat-sekat. Pada umumnya piring tersebut dapat membantu mengukur karbohidrat, protein dari lauk pauk, dan sayuran. Pada penelitian tahun 2007 Juni, para peneliti di University of Calgary secara acak 130 orang dengan diabetes tipe 2 untuk menggunakan piring pengontrol porsi makan atau piring biasa.

Secara keseluruhan, 17 persen dari mereka yang menggunakan piring pengontrol porsi makan dapat kehilangan 5 persen atau lebih dari berat badan.

6. Mengembangkan kebiasaan baik saat makan diluar
Pertama, mengisi piring dengan sayuran hijau. Sedapat mungkin telah kenyang dengan memakan sayuran hijau sebelum makan makanan lainnya. Saat makan diluar sebaiknya juga memesan makanan dengan porsi yang sesuai, misalnya hanya memesan setengah porsi.

7. Merencanakan makanan
Tuliskan rencana makanan yang akan dikonsumsi selama beberapa hari. Sebaiknya rencana makanan yang akan dikonsumsi juga disertai dengan porsi atau ukurannya. Setelah merencanakan, maka berusahalah untuk menepatinya.

(Sumber:DetikHealth))

Gula Itu 'Racun', Harus Diatur Juga Seperti Rokok dan Alkohol

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
California, Tak banyak orang yang menyadari sudah kecanduan gula. Padahal kecanduan gula sama seriusnya dengan kecanduan alkohol dan narkoba. Ada racun dibalik kalori gula yang dapat membunuh Anda secara perlahan. Untuk itu, penjualannya juga harus diatut layaknya rokok dan alkohol.

Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula bertanggungjawab untuk penyakit berbahaya seperti obesitas (kegemukan), kanker, penyakit jantung dan masalah hati. Bahkan, gula berkontribusi pada 35 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia.

Untuk itu, para ilmuwan mengatakan penjualan gula harus benar-benar diatur serta dikendalikan melalui perpajakan dan undang-undang, seperti juga -penjualan rokok, narkoba dan alkohol.

"Gula hanya membuat orang gemuk, dampaknya lebih besar dari sekedar memperbesar ukuran lingkar pinggang. Sedikit gula tidak menjadi masalah, tapi dalam kadar banyak bisa membunuh Anda secara perlahan," jelas peneliti dari University of California San Francisco dalam jurnal Nature.

Selain dapat menyebabkan obesitas (kegemukan), gula juga dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, meningkatkan tekanan darah, hormon tidak seimbang dan merusak hati.

Menurut peneliti, kerusakan akibat gula bisa tercermin seperti dampak kesehatan dari alkohol. Parahnya, konsumsi gula di seluruh dunia meningkatkan 3 kali lipat selama 50 tahun terakhir dan dipandang sebagai penyebab pandemi obesitas.

"Obesitas hanya salah satu gejala dari keracunan gula, yang berjalan jauh dari sekedar kalori tinggi," jelas Dr Robert Lustig, pemimpin studi, seperti dilansir Dailymail, Kamis (2/2/2012).

Gula beracun melampaui kalorinya. Peneliti Dr Claire Brindis mengatakan bahwa masyarakat perlu informasi lebih baik tentang bahaya gula dengan pendekatan yang luas, sama dengan yang berlaku pada tembakau dan alkohol.

Tim peneliti menyarankan model seperti pajak pengadaan penjualan khusus, pengendalian akses dan persyaratan perizinan, pengetatan pada mesin penjual otomatis dan snack bar yang menjual produk gula yang tinggi di sekolah dan tempat kerja.

"Dalam rangka untuk memindahkan jarum kesehatan, masalah ini harus diakui sebagai keprihatinan mendasar di tingkat global," tegas Dr Claire Brindis.
(Sumber:DetikHealth))

Selasa, 31 Januari 2012

Syukuri dan terus Kejar Impian


Masih ingat di benak kita, waktu kecil ketika ditanya, "Apa cita-citamu?" Dengan lantang kita menjawab: "Saya ingin jadi presiden!" Atau, "Saya ingin jadi dokter!" Dsb. Namun ketika beranjak dewasa, saat menjadi mahasiswa, pertanyaan serupa, bisa jadi jawabannya berubah: "Tidak usah dipikir, yang penting bisa lulus dulu!"
Banyak mahasiswa yang awalnya menghendaki masuk ke perguruan tinggi idaman atau ambil jurusan favoritnya, ketika tidak tercapai secara drastis sikap mentalnya menurun. Akibatnya mereka menjalani masa perkuliahannya dengan apa adanya.
Padahal jika kita terus optimis dan bertekad baja, impian masih bisa diraih. Kita sering mengetahui, banyak orang sukses yang dahulunya hanya berlatar belakang dari perguruan tinggi di daerah dan jurusan yang kurang favorit. Perbedaannya mereka memiliki kemauan kuat dan berusaha penuh totalitas untuk mewujudkan impiannya.
Maka sepatutnya kita mensyukuri setiap keadaan yang diberikan. Bangkit dari rasa malas dan buang keraguan. Miliki motivasi yang kuat, bahwa keberhasilan itu sesuatu yang indah dan membahagiakan. Untuk meraihnya harus tekun belajar, disiplin, dan terus mengembangkan keahlian. Bercermin dari keberhasilan orang lain, bila perlu minta saran atau nasihat untuk kemajuan diri.
Keadaan kita hari ini tidak menunjukkan keadaan di masa depan. Justru apa yang ada di pikiran dan hati kita saat inilah yang akan menentukan masa depan. Kita sering membaca profil mahasiswa yang berprestasi yang dulunya lebih kurang beruntung dibanding keadaan kita. Jadikan hal itu sebagai cambuk bahwa jika keadaan kita saat ini lebih baik dari keadaan mereka, maka masa depan kita seharusnya bisa lebih luar biasa.
Jika kita mempunyai keadaan yang sama, itu berarti masa depan kita masih terbuka untuk berprestasi. Impian dan target hidup terutama sukses di dunia perkuliahan masih bisa kita kejar dan raih. Dengan semangat itu maka impian yang sempat tertunda karena keraguan, dapat kita tunjukkan dengan usaha yang maksimal.

7 Fakta Menarik Payudara

Bagi setiap wanita, payudara merupakan salah satu aset paling berharga dari tubuh mereka. Selain melambangkan keindahan dan feminitas, fakta juga menunjukkan bahwa payudara mampu membangkitkan hasrat seksual.

Sebenarnya, masih banyak lagi fakta mengejutkan seputar payudara, yang sebelumnya mungkin tidak pernah Anda ketahui. Berikut adalah 7 fakta menarik soal payudara wanita, seperti yang dipaparkan dalam Times of India:

1. Payudara kiri biasanya lebih besar
Memang agak sulit untuk melihatnya. Tetapi, umumnya ukuran payudara sebelah kiri selalu lebih besar ketimbang sebelah kanan. Ukuran dan bentuk kedua payudara tidak mungkin bisa sama. Bahkan, puting payudara juga memiliki ukuran yang bervariasi satu sama lain.

2. Ada rambut halus pada puting payudara
Tumbuhnya rambut-rambut halus pada dada pria mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana jika hal ini terjadi pada wanita? Benar. Wanita juga memiliki rambut yang tumbuh pada payudara, tepatnya pada area puting. Bahkan, komedo dan jerawat juga bisa muncul pada payudara Anda.

3. Payudara wanita rata-rata beratnya 0,5 kg
Payudara rata-rata beratnya sekitar 0,5 kilogram. Setiap payudara menyumbang 4-5 persen dari lemak tubuh. Dengan demikian, 1 persen dari berat total tubuh seorang wanita berasal dari lemak di payudara. Payudara bisa membesar ketika wanita menginjak usia dewasa. Tapi ingat, wanita perokok cenderung memiliki payudara yang kendur ketimbang mereka yang tidak merokok.

4. Lebih dari 2 juta wanita punya payudara palsu
Sebut saja misalnya Pamela Anderson dan Katie Price. Lebih dari 2 juta wanita memiliki implan payudara. Angka ini menunjukkan bahwa banyak wanita yang memperhatikan payudara mereka. Tetapi kenyataannya, tidak semua wanita yang melakukan operasi payudara puas dengan hasil yang diperoleh. Riset menunjukkan bahwa rata-rata usia wanita yang menggunakan implan adalah 34 tahun.

5. Payudara menjadi lebih besar saat terangsang
Sama halnya seperti penis, payudara akan membesar dan menjadi tegang saat terangsang. Hal ini berlaku pula pada puting payudara.

6. Payudara menjadi tidak nyaman ketika terguncang
Sejumlah aktivitas fisi seperti jogging, berjalan, dan aerobik dapat menyebabkan goyangan atau guncangan pada payudara. Oleh sebab itu, kenakan bra dengan ukuran yang tepat guna meminimalkan gerakan sehingga Anda juga dapat mengurangi nyeri pada payudara. Ingat, fungsi utama dari bra adalah untuk melindungi kesehatan payudara Anda.

7. Payudara bisa berubah bentuk
Kedengarannya memang agak aneh, tapi posisi telungkup saat tidur diyakini dapat mengubah bentuk payudara. Penting untuk selalu menjaga posisi tidur dalam kondisi yang benar sehingga dapat menjaga kekencangan dan bentuk payudara Anda. Posisi tidur terbaik adalah dengan cara tidur menyamping dan menggunakan bantal sebagai alas untuk menjaga bentuk payudara tetap terpelihara ketika tidur.

Ukur Tensi Harus di Kedua Lengan

Mengukur tekanan darah atau tensi selama ini selalu dilakukan pada satu bagian lengan saja. Padahal, untuk mendapatkan perhitungan yang lebih tepat, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada kedua bagian lengan.

Sebuah riset terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet merekomendasikan pentingnya untuk melakukan pengukuran tekanan darah pada kedua lengan secara rutin. Pasalnya, apabila terjadi perbedaan tekanan darah antara lengan kiri dan kanan bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan.
Penelitian menemukan, perbedaan nilai tekanan darah yang besar pada kedua lengan dapat meningkatan risiko penyakit pembuluh darah dan kematian. Meskipun telah ada pedoman menyatakan bahwa tekanan darah harus diukur di kedua lengan, tetapi dalam praktiknya rekomendasi ini masih jarang dilakukan oleh para tenaga kesehatan.

Dalam risetnya, Dr Christopher Clark bersama timnya dari Peninsula College of Medicine and Dentistry University of Exeter Inggris melakukan review terhadap 28 penelitian terdahulu untuk melihat adanya perbedaan hasil tekanan darah pada kedua lengan. Hasil analisa menunjukkan, kebanyakan peserta dalam penelitian memiliki risiko hipertensi dan sepertiga di antaranya memiliki tingkat risiko yang normal.

Studi ini menyimpulkan bahwa perbedaan tekanan darah sistolik sebesar 10 milimeter air raksa (mm Hg) antara lengan kanan dan kiri dapat mengidentifikasi risiko tinggi penyakit pembuluh darah perifer (PVD) asimtomatik (tanpa gejala). Sementara itu, perbedaan sebesar 15 mm Hg juga mengindikasikan adanya peningkatan risiko penyakit serebrovaskular, dan 70 persen peningkatan risiko kematian akibat kardiovaskular, dan 60 persen risiko meninggal akibat beragam penyebab.
Dengan temuan ini, Clark berharap agar pemeriksaan tensi di kedua lengan menjadi sebuah pedoman.  Penyakit pembuluh darah perifer (PVD) adalah kondisi di mana terjadi penyempitan dan pengerasan arteri yang memasok darah ke kaki, biasanya terjadi tanpa ada gejala.

Di Inggris, program tes kesehatan untuk pasien  di atas 40 tahun, termasuk di antaranya pemeriksaan hipertensi, menganjurkan bahwa pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan pada kedua lengan. "Tetapi survey menunjukkan bahwa  rata-rata tenaga medis tidak melakukannya," kata Dr Clark.
Sementara itu Prof Richard J McManus dari Universitas Oxford dan Prof Jonathan Mant dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Primer di University of Cambridge dalam komentarnya yang dimuat The Lancet menilai bahwa temuan Clark ini mendukung panduan yang sudah digariskan tentang pengukuran tensi. 

"Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengklarifikasi apakah perbedaan tekanan antara lengan bisa menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular.  Kepastian dari perbedaan (tekanan darah) ini perlu dijadikan sebagai pelayanan rutin, yang sejalan dengan rekomendasi yang kini sudah banyak ditinggalkan," tulis mereka.

Sementara itu Natasha Stewart, perawat senior khusus dari British Heart Foundation mengatakan, mengukur tekanan darah pada kedua lengan untuk mengidentifikasi ada tidaknya penyakit vaskular secara teoretis sangatlah mudah dan sederhana.

"Tetapi terlalu dini untuk mengatakan apakah anjuran ini bisa menjadi bagian dari praktik perawatan kesehatan standar. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini," katanya.