Selasa, 31 Januari 2012

Penyakit Jantung Koroner


PENYAKIT JANTUNG KORONER



PENDAHLUAN
Kebutuhan oksigen miokardium dapat terpenuhi jika terjadi keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penurunan suplai oksigen miokard dapat membahayakan fungsi miokardium. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokardium. Bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat, maka suplai oksigen juga harus meningkat. Peningkatan kebutuhan oksigen terjadi pada: takikardia, peningkatan kontraktilitas miokard, hipertensi, hipertrofi, dan dilatasi ventrikel. Untuk meningkatkan suplai oksigen dalam jumlah yang memadai aliran pembuluh koroner harus ditingkatkan.

Empat faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen jantung :
      Frekuensi denyut jantung
      Daya kontraksi
      Massa otot
      Tegangan dinding ventrikel

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dapat disebabkan :
      Penyempitan arteri koroner (aterosklerosis), dimana merupakan penyebab tersering.
      Penurunan aliran darah (cardiac output).
      Peningkatan kebutuhan oksigen miokard
      Spasme arteri koroner.








Suply                                                              Demand





 

Suply                                                              Demand




 


Suply                                                              Demand



 

PATOGENESIS
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteria koronaria yang paling sering ditemukan. Pada aterosklerosis koroner terdapat penimbunan lipid dan jaringan fibrosa pada arteria koronaria sehingga mempersempit lumen pembuluh darah koroner.
Mekanisme aterosklerosis:
      Pada tunika intima timbul endapan lipid yang mengandung banyak kolesterol.
      Timbul kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
      Perubahan degeneratif dinding arteria.
      Penyempitan lumen arteria koronaria.

FAKTOR RESIKO PJK
Faktor Resiko Ireversibel:
      Usia
      Jenis kelamin
      Riwayat Keluarga / genetik
      Ras
Faktor Resiko Reversibel:
      Hiperlipidemia, hiperkolesterol
      Hipertensi
      Merokok
      Diabetes mellitus
      Obesitas
      Stress psikologik
      Tipe kepribadian
      Kurang aktifitas olahraga


MANIFESTASI KLINIK
      Tanpa gejala
      Angina pektoris
      Infark miokard akut
      Aritmia
      Payah jantung
      Kematian mendadak



PATOFISOLOGI

Iskemia
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat sementara dan reversibel. Penurunan suplai oksigen akan meningkatkan mekanisme metabolisme anaerobik. Iskemia yang lama dapat menyebabkan kematian otot atau nekrosis. Keadaan nekrosis yang berlanjut dapat menyebabkan kematian otot jantung (infark miokard). Ventriekel kiri merupakan ruang jantung yang paling rentan mengalami iskemia dan infark, hal ini disebabkan kebutuhan oksigen ventrikel kiri lebih besar untuk berkontraksi. Metabolisme anaerobik sangat tidak efektif selain energi yang dihasilkan tidak cukup besar juga meningkatkan pembentukan asam laktat yang dapat menurunkan PH sel (asidosis). Iskemia secara khas ditandai perubahan EKG: T inversi, dan depresi segmen ST.
Gabungan efek hipoksia, menurunnya suplai energi, serta asidosis dapat dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi pada daerah yang terserang mengalami gangguan, serabut ototnya memendek, serta daya kecepatannya menurun. Perubahan kontraksi ini dapat menyebakan penurunan curah jantung. Iskemia dapat menyebabkan nyeri sebagai akibat penimbunan asam laktat yang berlebihan. Angina pektoris merupakan nyeri dada yang menyertai iskemia miokardium.
Angina pektoris dapat dibagi: angina pektoris stabil (stable angina), angina pektoris tidak stabil (unstable angina), angina variant (angina prinzmetal).
Angina Pektoris Stabil: Nyeri dada yang tergolong angina stabil adalah nyeri yang timbul saat melakukan aktifitas. Rasa nyeri tidak lebih dari 15 menit dan hilang dengan istirahat.
Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP): Pada UAP nyeri dada timbul pada saat istirahat, nyeri berlangsung lebih dari 15 menit dan terjadi peningkatan rasa nyeri.
Angina Varian: Merupakan angina tidak stabil yang disebabkan oleh spasme arteri koroner.

Infark
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 menit dapat menyebabkan kerusakan sel yang ireversibel dan kematian otot (nekrosis). Bagian miokardium yang mengalami nekrosis atau infark akan berhenti berkontraksi secara permanen.


ASUHAN KEPERAWATAN
      Pengkajian: keluhan nyeri, riwayat penyakit, faktor resiko.
      Pemeriksaan fisik: TTV, perfusi perifer, capillary reffil, pulsasi arteri, bunyi jantung: S3, S4, murmur, bunyi paru: ronchi, whezing.
      Respon psikologis: depresi, gelisah, cemas.
      EKG: T inversi, ST depresi
      Laboratorium: darah rutin, enzym jantung, lipid profile.
      Ekokardiogram
      Kateterisasi jantung
      Foto thoraks

DIAGNOSA KEPERAWATAN
      Penurunan perfusi jaringan jantung
      Perubahan pola nafas
      Perubahan rasa nyaman; nyeri
      Intoleransi aktifitas
      Kecemasan


PENATALAKSANAAN
      Penatalaksanaan paling efektif adalah mendeteksi faktor resiko dan menguranginya.
      Mengurangi kebutuhan oksigen jantung dengan menurunkan kerja jantung
      Meningkatkan suplai oksigen jantung
      Revaskularisasi koroner

Revaskularisasi Koroner
Revaskularisasi koroner merupakan cara untuk dapat memperbaiki vaskularisasi pembuluh darah ke jantung. 3 mekanisme revaskkularisasi
koroner adalah: PTCA (Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty), Revaskularisasi bedah dengan CABG, Terapi Trombolitik.


PROGRAM REHABILITASI PJK
Rehabilitasi pada penyakit jantung merupakan rangkaian usaha untuk membantu penyembuhan pasien agar dapat kembali dengan cepat pada kehidupan normalnya. Rehabilitasi pada PJK bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik, mental, dan sosial seseorang seoptimal mungkin sehingga dicapai kemampuan diri sendiri untuk menjalankan aktifitas dirumah maupun pekerjaaan.
Program Fase I
Program diberikan pada semua pasien yang masih dalam perawatan di RS. Program dilaksanakan sesegera mungkin pada pasien dengan hemodinamik stabil sejak dari ICCU, ruang rawat inap, hingga pasien pulang. Lama latihan: 7-14 hari. Jenis latihan: pemanasan 5 menit yang mencakup latihan otot lengan, tungkai, pinggul secara ritmik dan berulang. Komponen latihan intinya adalah jalan/sepeda statis dengan beban yang ditingkatkan secara bertahap sesuai respon latihan. Latihan diakhiri dengan pendinginan selama 5 menit.
Program Fase II
Merupakan program lanjutan yang pelaksanaannya sesegera mungkin setelah pasien pulang ke rumah. Lama latihan: 6-8 minggu dilaksanakan 3x/minggu selama satu jam. Jenis latihan: pemanasan berupa stretching selama 5-10 menit, dilanjutkan bersepeda statis dan jalan kaki selama 30-45 menit. Latihan diakhiri dengan pendinginan selama 10 menit.
Program Fase III
Merupakan program jangka panjang dengan basis komunitas. Dilaksanakan setelah pasien menyelesaikan program fase II melalui uji latih jantung dan mencapai kapasitas aerobik. Lama latihan: 1-3 bulan


Patofisiologi



Faktor Resiko


 


Aterosklerosis


 


Pß Suplai Darah Miokard


 


Iskemia Miokard


 


Nekrosis/Infark Miokard


 


Pß Kontraktilitas Miokard


 


Pß Curah Jantung


 


Gagal Jantung


 



Kematian


Tidak ada komentar:

Posting Komentar