(Foto: thinkstock)
Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula bertanggungjawab untuk penyakit berbahaya seperti obesitas (kegemukan), kanker, penyakit jantung dan masalah hati. Bahkan, gula berkontribusi pada 35 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia.
Untuk itu, para ilmuwan mengatakan penjualan gula harus benar-benar diatur serta dikendalikan melalui perpajakan dan undang-undang, seperti juga -penjualan rokok, narkoba dan alkohol.
"Gula hanya membuat orang gemuk, dampaknya lebih besar dari sekedar memperbesar ukuran lingkar pinggang. Sedikit gula tidak menjadi masalah, tapi dalam kadar banyak bisa membunuh Anda secara perlahan," jelas peneliti dari University of California San Francisco dalam jurnal Nature.
Selain dapat menyebabkan obesitas (kegemukan), gula juga dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, meningkatkan tekanan darah, hormon tidak seimbang dan merusak hati.
Menurut peneliti, kerusakan akibat gula bisa tercermin seperti dampak kesehatan dari alkohol. Parahnya, konsumsi gula di seluruh dunia meningkatkan 3 kali lipat selama 50 tahun terakhir dan dipandang sebagai penyebab pandemi obesitas.
"Obesitas hanya salah satu gejala dari keracunan gula, yang berjalan jauh dari sekedar kalori tinggi," jelas Dr Robert Lustig, pemimpin studi, seperti dilansir Dailymail, Kamis (2/2/2012).
Gula beracun melampaui kalorinya. Peneliti Dr Claire Brindis mengatakan bahwa masyarakat perlu informasi lebih baik tentang bahaya gula dengan pendekatan yang luas, sama dengan yang berlaku pada tembakau dan alkohol.
Tim peneliti menyarankan model seperti pajak pengadaan penjualan khusus, pengendalian akses dan persyaratan perizinan, pengetatan pada mesin penjual otomatis dan snack bar yang menjual produk gula yang tinggi di sekolah dan tempat kerja.
"Dalam rangka untuk memindahkan jarum kesehatan, masalah ini harus diakui sebagai keprihatinan mendasar di tingkat global," tegas Dr Claire Brindis.
(Sumber:DetikHealth))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar