Masih ingat
di benak kita, waktu kecil ketika ditanya, "Apa cita-citamu?" Dengan
lantang kita menjawab: "Saya ingin jadi presiden!" Atau, "Saya
ingin jadi dokter!" Dsb. Namun ketika beranjak dewasa, saat menjadi
mahasiswa, pertanyaan serupa, bisa jadi jawabannya berubah: "Tidak usah
dipikir, yang penting bisa lulus dulu!"
Banyak
mahasiswa yang awalnya menghendaki masuk ke perguruan tinggi idaman atau ambil
jurusan favoritnya, ketika tidak tercapai secara drastis sikap mentalnya
menurun. Akibatnya mereka menjalani masa perkuliahannya dengan apa adanya.
Padahal jika
kita terus optimis dan bertekad baja, impian masih bisa diraih. Kita sering
mengetahui, banyak orang sukses yang dahulunya hanya berlatar belakang dari
perguruan tinggi di daerah dan jurusan yang kurang favorit. Perbedaannya mereka
memiliki kemauan kuat dan berusaha penuh totalitas untuk mewujudkan impiannya.
Maka
sepatutnya kita mensyukuri setiap keadaan yang diberikan. Bangkit dari rasa
malas dan buang keraguan. Miliki motivasi yang kuat, bahwa keberhasilan itu
sesuatu yang indah dan membahagiakan. Untuk meraihnya harus tekun belajar,
disiplin, dan terus mengembangkan keahlian. Bercermin dari keberhasilan orang
lain, bila perlu minta saran atau nasihat untuk kemajuan diri.
Keadaan kita
hari ini tidak menunjukkan keadaan di masa depan. Justru apa yang ada di
pikiran dan hati kita saat inilah yang akan menentukan masa depan. Kita sering
membaca profil mahasiswa yang berprestasi yang dulunya lebih kurang beruntung
dibanding keadaan kita. Jadikan hal itu sebagai cambuk bahwa jika keadaan kita
saat ini lebih baik dari keadaan mereka, maka masa depan kita seharusnya bisa
lebih luar biasa.
Jika kita
mempunyai keadaan yang sama, itu berarti masa depan kita masih terbuka untuk
berprestasi. Impian dan target hidup terutama sukses di dunia perkuliahan masih
bisa kita kejar dan raih. Dengan semangat itu maka impian yang sempat tertunda
karena keraguan, dapat kita tunjukkan dengan usaha yang maksimal.
good arteikel
BalasHapus